
PUNCAK // MEDIATNI-POLRI.ID / Langkah kaki Mama Mayna menyusuri jalan tanah sejauh dua kilometer, bukan karena keharusan, tapi karena harapan. Di tangannya, noken penuh hasil kebun ubi, sayur, dan buah lokal yang akan dijual ke tempat yang selalu terbuka dan tak pernah mengecewakan: Pos Pintu Jawa, Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti. (14/6/2025)
Kegiatan pembinaan teritorial kembali dilakukan oleh prajurit Pos Pintu Jawa dengan cara yang sederhana namun penuh makna: memborong hasil pertanian milik warga Kampung Tinoti.
Di tengah medan berat dan akses yang terbatas, para prajurit membuka harapan baru bagi para petani lokal—khususnya mama-mama Papua yang selama ini kesulitan menjual hasil taninya.
Mama Mayna, salah satu warga, mengaku lebih memilih menjual ke pos dibanding ke pasar atau tempat lain.
“Kalau bawa ke pos, pasti dibeli. Kami senang karena abang-abang TNI selalu bantu, tidak pernah tolak,” ucapnya dengan senyum lelah tapi penuh syukur.
“Dua kilometer itu tidak terasa, karena saya tahu hasil kebun saya pasti dihargai.”
Menurut Danpos Pintu Jawa, Letda Inf Risal, kegiatan ini bukan sekadar transaksi.
“Kami ingin membantu mama-mama Papua agar tetap semangat berkebun. Apa yang mereka bawa, kami borong sesuai kemampuan. Ini bagian dari penguatan ketahanan pangan rakyat dan bukti nyata bahwa TNI hadir untuk rakyat,” jelasnya.
Kegiatan borong hasil tani ini menjadi cermin keterlibatan aktif TNI dalam mendorong roda ekonomi masyarakat pedalaman.
Tidak hanya menjaga keamanan wilayah, tetapi juga menjaga asa—agar masyarakat Papua tidak berjalan sendiri.
Di ujung jalan tanah yang panjang dan berdebu itu, selalu ada senyum prajurit yang siap menyambut.
Dan bagi Mama Mayna, Pos Pintu Jawa bukan sekadar tempat berjualan—itu adalah tempat di mana harapannya selalu diterima dengan tangan terbuka.
Sumber : Pen Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 700 Wira Yudha Cakti